
Brigade Pangan Bergerak: Labuhanbatu Siap Genjot IP Menuju Swasembada Pangan
Dalam upaya mendukung program Optimalisasi Lahan (Oplah) serta percepatan swasembada pangan nasional, Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Perkebunan (BRMP Perkebunan) melakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utarapada 8 hingga 9 April 2025. Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Kepala Pusat BRMP Perkebunan, Kuntoro Boga Andri, didampingi Ketua Kelompok Program dan Evaluasi, R. Dani Medionovianto. Bersama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Labuhanbatu, yang diwakili oleh Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) serta penyuluhan. Pertemuan ini membahas mengenai pelaporan kegiatan, sinkronisasi data lapangan, dan strategi pelaksanaan program.
Selanjutnya, Kepala BRMP Perkebunan berkesemmpatan menemui penyuluh pendamping dan Brigade Pangan Sejahtera Bersama di Desa Selat Besar, Kecamatan Bilah Hilir. Selain berdiskusi berdiskusi, Kepala BRMP Perkebunan juga meninjau bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor roda empat dan fasilitas pendukung lainnya.
Meski bantuan benih dari pemerintah belum tiba, para petani telah mulai menanam padi secara swadaya. "Kemandirian dan semangat seperti ini patut diapresiasi. Ini bukti bahwa petani kita siap bergerak, dan kita wajib mendampingi mereka secara maksimal," ujar Kuntoro.
Pada hari berikutnya, tim kembali melakukan audiensi dengan Kepala Dinas Pertanian sebelum melanjutkan kunjungan ke BP Mandiri, Desa Selat Beting, Kecamatan Panai Tengah—wilayah terpencil yang hanya dapat diakses melalui jalur perkebunan kelapa sawit. Di lokasi ini, tantangan serupa terkait keterbatasan benih juga ditemui. Namun, melalui dialog konstruktif, solusi disepakati agar kegiatan tanam tetap berjalan.
Program Oplah dan pembentukan Brigade Pangan ditujukan untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 100 menjadi 200 bahkan 300, sebagai bagian dari strategi penguatan ketahanan dan swasembada pangan nasional. Setiap Brigade Pangan bertanggung jawab atas pengelolaan 150–200 hektare lahan, didukung fasilitas pertanian senilai miliaran rupiah.
“Dengan input sebesar ini, tentu kita harapkan output produksi juga optimal. Peran penyuluh dalam pendampingan lapangan sangat krusial untuk memastikan hal itu tercapai,” tambah R. Dani Medionovianto. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, penyuluh, dan petani muda mampu membawa mimpi swasembada pangan menjadi kenyataan.
Brigade Pangan, Yes!
Swasembada, Pasti!